Selasa, 23 Desember 2014

Mana Raport ku..... ?????

Diposting oleh hanif primayanti di 06.09
                      pict from google pict

             Sabtu 20 desember lalu seharusnya hari dimana pembagian raport untuk anak sekolah. Pasti banyak siswa dan wali siswa bertanya - tanya, sudah liburan kenapa raport belum dibagikan?, dan ternyata jawabanya  karena ada sebagian sekolah mungkin tidak hanya sebagian tetapi mungkin banyak sekolah yang terpaksa untuk menunda membagikan raport para siswanya dikarenakan banyak guru yang kesulitan untuk mengisi ranah penilaian kognitif, afektif dan psikomotor atau keterampilan. Dan itu butuh waktu agak lama, sebab harus dilaksanakan secara detail dan nilai-nilai angka yang dijabarkan menjadi nilai huruf. Termasuk di sekolah Ibu saya yang memberikan kebijakan untuk membagikan raport nanti ketika siswa telah usai liburan di karenakan banyak guru-guru yang kesulitan untuk mengisi raport, dan banyak guru-guru senior yang tidak pandai mengoprasikan laptop atau komputer sehingga tidak bisa mengoprasikan aplikasi untuk mengisi raport tersebut.

            Dulu ketika saya sekolah SD sampai SMA sistem penilaian berlangsung tiap semester. Perbedaan yang mencolok antara dulu dan sekarang yaitu dalam masalah rangking. Pembagian raport, saat yang mendebarkan. Ketika diumumkan siapa yang meraih peringkat 1, 2, dan 3 dipanggil ke depan kelas untuk diberikan hadiah.  Walaupun hadiahnya hanya buku tulis dan alat tulis, tapi rasanya sudah senang sekali. Ada rasa bangga, ada pengakuan, ada pujian dan ada tepuk tangan dari teman –teman, guru dan orang tua.

Tapi sekarang, kebijakan di kurikulum 2013 yang menghapuskan sistem penilaian rangking membuat pembagian raport tak aga gregetnya lagi, yang biasanya deg...deg an dapat rangking berapa. Salah satu alasannya adalah anak tidak mungkin menguasai dan pandai pada setiap bidang. Jadi dalam sistem rangking, seolah-olah yang rangking 1 menguasai dan terpandai  pada semua bidang pelajaran. Kalau pada raport 2013 alasanya kenapa tidak menggunakan sistem rangking karena konsep rapor akan diisi dengan narasi positif. Narasi tersebut akan menggambarkan kemampuan dan penguasaan anak dalam bidang apa saja. Narasi positif itu diharapkan dapat memunculkan rasa percaya diri peserta didik. Anak yang menonjol di bagian mana atau di bidang apa, itu yang kita munculkan. Kita akan memberikan sugesti kepada anak.  Menurut Ramon, ada tiga hal pokok yang menjadi poin penilaian siswa. Ketiga hal itu adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain membangkitkan rasa percaya diri, dengan rapor model itu diharapkan anak juga tidak terbebani. Artinya, mereka tidak terbebani secara psikologis. Kita ikuti saja bagaimana peraturan yang dibuat pemerintah semoga pendidikan di Indonesia kita ini menjadi semakin lebih baik lagi :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Simply Blog Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos