Ceritanya berawal pas aku nganterin kanjeng mami buat diklat
di Gedung PGRI Magetan agak manja gitu kalau aku libur kemana-mana minta
anter, seumur-umur baru kali ini masuk gedung PGRI kapan lagi coba bisa
masuk kalau gag pas sama ibu gini, awalnya aku tidak mau ikut masuk
Cuma ingin mengantar
saja tetapi sama panitianya yang juga teman ibu saya di panggil suruh
masuk, haha dalam hati ngomong sendiri rumayan lah bisa ikutan diklat
gratis, dapat ilmu gratis dan masih dapet jatah makan dan materi sama
seperti
peserta yang lain hahahahaha rumayan rumayan \. Dan Apa ternyata yang
terjadi woow banget
hampir penuh gedungnya dengan peserta diklat yang kira - kira 900 orang
lebih.
Mungkin karena diklatnya bersertifikat kali ya jadi pesertanya banyak
sekali :-D, aku berasa paling muda di dalem gedung itu hahahahaha. Dan
tau gag bahasanya pun tak lepas dari kontrofersi masalah K-13 yang
sedang
fenomenal di dunia pendidikan Indonesia, dan ternya benar banyak guru –
guru yang
kesulitan untuk mengimplementasikan k-13, kata satah satu audien kalau
di kelas rendah mungkin tidak
ada kesulitan, tetapi kalau di kelas tinggi tentunya cukup sulit.
Misalnya materi
ASEAN bagaiaman bila di intregasikan pada pelajaran lain???, aku pikir
iya juga sih ya kalau kelas tinggi gimana ikutan bingung sendiri
mikirinya maklum lah masih kuliah belum terjun langsung jadi hanya tau
teori-teori k-13 saja. ohhh iya ada hal yang membuat saya kaget dan
tertawa pas ada salah satu peserta diklat bercerita ketika di adakan
ulangan semester di SD tempatnya mengajar setelah ulangan usai kepala
sekolah
meminta menyisihkan jawaban sesuai pelajaran bahasa indonesia sendiri,
matematika sendiri dst katanya biar tidak susah untuk menilainya padahal
kan
kalau di k-13 pelajaranya sesuai tema dan pelajaran sudah di
intregasikan, dan
faktanya masih ada beberapa guru sampai kepala sekolah kesulitanuntuk
membuat penilaian atau evaluasi.
Hal
yang membuat terkejut ketika
salah seorang peserta diklat di sebelah saya seorang guru senior kira –
kira umurnya
50 tahun berkata kepada saya “ yang muda saja yang belajar mbak kalau
yang
sudah tua – tua seperti saya sudah malas untuk belajar” begitulah
katanya pas ngeliat aku baca naskah materinya, tetapi setidaknya ibu
tersebut masih mau mengikuti diklat – diklat seperti itu walaupun sudah
berkata
malas belajar tetapi tetap bisa menambah pengetahuan dari kegiatan –
kegiatan seperti
itu.Tapi ironis setelah selesai istirahat makan siang banayak peserta
diklat yang tidak kembali padahal acaranya berlanjut setelah makan siang
sampe sekitar jam 5 sore. tetapi banyak peserta diklat yang memilih
pulang.
Hari
kedua saya ikut dikat lagi dan
ternyata peserta yang datang mungkin hanya setengah dari peserta hari
pertama
hahahaha sepi jadinya, beda dengan hari pertama apa lagi setelah jam 12
siang
banyak yang meninggalkan ruangan padahal acaranya belum selesai, tapi
memang menurut saya diklat hari ke 2 membosan kan pembicaranya pun
kurang menarik terlalu monoton, dan tidak sesuai dengan yang saya
bayangkan. saya kira yang di bahas Asesement Pembelajaran K-13 teryata
bukan yang di bahas malah macam-macam penilaian sama model, strategi
pembelajaran kalau itu sih aku udah pelajarin di kampus :D Yang saya
dapat dari dikat gratis tersebut cukup banyak pengalaman ilmu dan
melihat langsung
dunia saya seperti apa jika kelak nanti saya menjadi seorang guru. saya
tahu siapa Ketua PGRI, Kepala Dinas Pendidikan Magetan seperti apa
orangnya kalau tidak ikut acara seperti ini mungkin saya tidak pernah
tau dan tidak pernah melihat mereka, bedanya
mungkin peserta yang lain diklat dapat ilmu dan sertifikat saya dapat
ilmu dan
pengalaman :-D namanya juga gratisan ya nggak dapat sertifikat lah.
Sekian cerita
dari saya :)
0 komentar:
Posting Komentar